Jumat, 26 November 2010

Konfigurasi DNS

Konfigurasi yang akan dibicarakan di sini adalah versi 8.1.2. Konfigurasi ini akan dibagi-bagi lagi menjadi jenis-jenis DNS yaitu cache, primary dan secondary.

Secara umum file-file yang perlu dibuat adalah :

· Named.conf

File ini merupakan file konfigurasi utama dari named. Di file inilah akan dinyatakan file-file database yang akan digunakan untuk menterjemahkan IP address ke Hostname atau sebaliknya.

· File database domain

File ini berisikan nama-nama host dari sebuah domain yang di mapping ke ip addressnya .

· File database reverse domain

Kebalikan dari file database domain, file ini memuat daftar ip address yang dimapping ke host name dari domain tertentu.

Ketiga file ini mutlak dibutuhkan untuk membuat name server. Untuk DNS tipe cache, hanya file pertama yang dibutuhkan. Sedangkan file kedua dan ketiga diperlukan untuk primary dan secondary server.

Konfigurasi File Named.conf

File ini merupakan file utama dan yang pertama dibaca sewaktu memulai named. File ini berisikan jenis server apa yang akan dibuat, apa saja nama-nama file database domain dan reverse-nya ( kebalikannya ). Berikut diterangkan beberapa optionsnya :

1. Letak file konfigurasi

Syntax :

options {

directory /nama/direktori ;

};

Contoh : options {

directory /var/named;

};

2. Pengaturan zone

Syntax :

zone “nama.zone.com” {

type jenis_type_server;

file “nama_file_database_host” ;

};

Contoh :

zone “salman.itb.ac.id” {

type master;

file “db.salman.itb.ac.id “;

};

Jika jenis server yang akan digunakan adalah secondary atau dalam versi 8 ini disebut slave, maka sintaks yang digunakan :

zone “salman.itb.ac.id” {

type slave;

masters {

167.205.206.100;

};

};

IP address yang disebutkan diatas merupakan IP address Domain Name Service

Untuk zone root atau dengan kata lain “.”, cara penggunaannya :

zone “.” {

type hint;

file “named.root”;

};

Zone-zone resolve, dapat dituliskan sebagai berikut :

zone “9.205.167″ {

type master;

file “9.205.167.in-addr.arpa”;

};

Pada contoh di atas, zone “9.205.167” merupakan kumpulan ip address yang berada pada ip kelas C 167.205.9.x, mulai dari 167.205.9.0-167.205.9.255.

3. ACL (Access Control List)

ACL adalah daftar alamat ip atau host. Daftar ini diperlukan bila ada rule yang mengharuskan. Misalnya DNS server ini hanya boleh dipakai oleh sekelompok tertentu saja, sisanya di tolak. Hal ini diperlukan untuk membuat DNS server yang diquery dari dalam firewall

acl name {

daftar_list_nama;

};

Query

Dengan query ini, named dapat di set untuk memenuhi permintaan query dari host-host dengan ip tertentu saja. Selain ip-ip tersebut akan ditolak.

allow-query {

167.205/16;

}

Transfer

Seperti sudah dibicarakan sedikit di atas, hubungan antara primary ( master ) dengan secondary ( slave ) diperlukan sebuah sinkronisasi. Untuk melakukan transfer zone , master harus memberikan izinnya kepada slave seperti demikian :

allow-transfer {

167.205.15.7;

}

CONTOH FILE NAMED.CONF

Dalam contoh kali ini kita mengunakan domain salman.itb.ac.id, dan diasumsikan jaringan pada domain salman.itb.ac.id mempunyai network address 167.205.206.96.

options {

directory “/var/named/”;

fetch-glue no;

recursion no;

allow-query {167.205.206.96/26;127.0.0/8;};

allow-transfer {167.205.206.99;};

zone “.” {

type hint;

file “db.cache”;

};

zone “0.0.127.in-addr.arpa” {

type master;

file “db.127.0.0″;

};

zone “salman.itb.ac.id” in {

type master;

file “db.salman.itb.ac.id”;

};

zone “206.205.167.in-addr.arpa” in{

type master ;

file “db.167.205.206”;

};

Option “fetch-glue no” digunakan bersama dengan option “recursion no” untuk menjaga cache server dari “pertambahan” atau “terkorupsi”. Selain itu men-disable recursion membuat server kita menjadi mode pasif, tidak pernah mengirim request ke name server yang lain. Mode ini sulit di-spoof.

Option “allow-query” menyebutkan bahwa hanya komputer pada network address 167.205.206.96 dan komputer local saja yang bisa mengakses DNS server.

Option “allow-transfer “ menyebutkan IP address host yang menjadi secondary name server.

Pada konfigurasi diatas kita terlihat bahwa kita mempunyai 4 file database yang terletak dibawah direktori /var/named/. File tersebut antara lain:

1. db.cache

Berisi daftar root DNS yang ada di seluruh dunia.

2. db.127.0.0

Berisi mapping local hostname ke IP address

3. db.salman.itb.ac.id

Berisi mapping IP address ke hostname pada domain salman.itb.ac.id

4. db.167.205.206

Berisi mapping hostname ke IP address pada domain salman.itb.ac.id

Konfigurasi File Database Name Server

Selain membuat file named.conf, file yang perlu kita buat adalah file database domain dan file reverse database domain Pada modul kali in akan dibahas tentang kedua file tersebut.

Konfigurasi File Database Domain

Dalam file ini terdapat satu set informasi untuk setiap domain. Set informasi untuk suatu domain bisa berupa IP address, nama alias , nama sever yang bertanggung jawab atas domain tersebut dan lain-lain.

Masing-masing informasi dalam satu set informasi disebut “resource record”.

Format standart untuk setiap resource record dalam file database domain adalah :

Keterangan :

1. Field pertama ialah nama domain atau bisa juga namat host yang akan diresolve. Penulisan field ini selalu dimulai pada kolom pertama.

Untuk semua resource record selain resource record pertama dalam suatu file, field ini boleh dikosongkan. Jika field ini dikosongkan maka domain yang tidak disebutkan ini akan merujuk ke resource record pertama.

2. ttl (time to live) adalah waktu lamanya data boleh disimpan dalam file database ini. Bila field ini dikosongkan maka TTL dipakai adalah TTL yang disebutkan dalam resourch record SOA (Start Of Autority). SOA akan diterangkan setelah ini.

3. address class . hanya satu class yang di support, yaitu IN, untuk Internet class.

4. Type resource record :

Beberapa tipe yang banyak dipakai adalah

A. SOA (Start of Authority)

Untuk mendeklarasikan suatu zona dan pengaturnya. Record ini mutlak diperlukan dalam suatu name server. Setiap zona hanya memiliki sebuah zona.

IN SOA (

serial

refresh

retry

expire

minimum

)

-Zona : Mendefinisikan zona DNS

-Origin : Primary DNS server

- Contact : email address dari administrator/penanggung jawab dari Name Server ini. Tanda @ pada email address diganti dengan tanda . ( titik).

-Serial : Nomor seri zona file yang merupakan salah satu acuan bagi secondary server, apakah record yang ada lebih baru. Sebaiknya disesuaikan dengan saat pembuatan file, sintak yang dianjurkan adalah YYYYMMDDHHmm (tahun-bulan-tanggal-jam-menit). Sintak seperti di atas akan membantu dalam melacak perubahan.

-Refresh : Selang waktu untuk secondary server mengecek data di primary server.

-Retry : Lama waktu tunggu bagi secondary server untuk mengulangi pengecekan jika usaha pengecekan sebelumnya gagal.

-Expire : Lama waktu data di secondary server kadaluarsa sejak kegagalan refresh.

-Minimum : nilai time to live untuk semua record.

B. Name Server Record

Merupakan identifikasi DNS server untuk sebuah domain.

Format yang umunya dipakai :

[domain} IN NS dns_server

Keterangan:

· domain : domain yang ditangani oleh dns server yang disebutkan dalam field dns_server

· .dns_server : Hostname dari server yang bertanggung jawab atas domain tersebut di depan.

C. Mail Exchanger

Mail exchanger adalah sebuah server yang menyediakan service untuk menerima atau meneruskan mail untuk / dari host lainnya. Mirip dengan sebuah relay untuk meneruskan mail. Pada MX record ini terdapat sebuah angka prioritas, yang semakin rendah angkanya berarti semakin tinggi prioritasnya. Priorotas di sini dimaksudkan untuk host yang mempunyai beberapa MX record.

Format:

name IN MX prioritas host

Keterangan:

· name : hostname atau domai tujuan pengiriman email

· prioritas : tingkat prioritas mail exchanger yang akan digunakan untuk me-redirect mail ke ‘name’. Hal ini diperlukan karena suatu mail server bisa saja mempunyai mail exchanger lebih ar satu.

· Host : hostname dari mail exchanger.

D. Aliasing

Seperti arti katanya, aliasing berfungsi untuk memberikan nama lain kepada sebuah host yang sudah punya nama. Jenis record yang digunakan bernama CNAME ( Canonical Name ).

Format :

alias IN CNAME host

Keterangan:

- alias : nama alias

- host : nama asli host asli

E. Address record

Untuk memetakan hostname ke IP address. Format:

hostname IN A address

Keterangan:

Host : nama suatu host. Hostname ini ditulis secara relatif terhadap domain host tersebut. Misalakn host students.ee.itb.ac.id akan ditulis students saja pada file database untuk zona ee.itb.ac.id

Address : IP address dari host tersebut diatas.

Contoh lengkap untuk domain salman.itb.ac.id

Nama file : “/var/named/db.salman.itb.ac.id”. File ini merupakan file yang dideklarasikan di file named.conf pada zona “salman.itb.ac.id”.

@ IN SOA ns.salman.ac.id. admin.ns.salman.itb.ac.id.(

2001090100 ;serial thblntglnomor

86400 ;refresh setiap 12 jam

3600 ; retry 1 jam

3600000 ; expire 1000 jam

86400 ) ;TTL

IN NS ns.salman.itb.ac.id.

gtw IN A 167.205.207.27

IN A 167.205.206.97

ns IN A 167.205.206.100

localhost IN A 127.0.0.1

attaqwa IN A 167.205.206.109

attaubah IN A 167.205.206.110

unit IN A 167.205.206.101

IN MX 10 unit

IN MX 20 gtw

IN MX 50 mx.itb.ac.id.

Host yang bernama unit mempunyai beberapa MX record yaitu unit, gtw dan mx.itb.ac.id. Angka-angka 10 20 dan 50 tersebut menyalakan bahwa apabila ada mail datang untuk host unit.salman.itb.ac.id, harap mail tersebut disampaikan ke unit.itb.ac.id pada usaha pertama, Bila usaha pertama gagal ( unit.salman.itb.ac.id sedang crash, down ) , pengantaran email dilanjutkan ke gtw.salman.itb.ac.id dan apabila gagal juga diantarkan ke mx.itb.ac.id. Demian arti dari multiple MX record pada host unit.

Konfigurasi file /var/named/db.cache

File ini menginformasikan kepada server, dimana letak server zone “root”. Untuk mendapatan file ini, anda harus melakukan ftp ke rs.internic.net, dengan lokasi direktori /domain/named.root. ubah nama file ini menjadi db.cache dan letakkan dibawah direktori /etc/namedb

Jangan lupa untuk mencopy file tersebut ke direktori /var/named.

Cara lain adalah dengan mengcopy file cache-default yang biasanya ada dalam source program named ke file db.cache.

# cp cache-default /var/named/db.cache

Format dari file db.cache ialah sebagai berikut.

; This file holds the information on root name servers needed to

; initialize cache of Internet domain name servers

; (e.g. reference this file in the "cache . "

; configuration file of BIND domain name servers).

;

; This file is made available by InterNIC registration services

; under anonymous FTP as

; file /domain/named.root

; on server FTP.RS.INTERNIC.NET

; -OR- under Gopher at RS.INTERNIC.NET

; under menu InterNIC Registration Services (NSI)

; submenu InterNIC Registration Archives

; file named.root

;

; last update: Aug 22, 1997

; related version of root zone: 1997082200

;

;

; formerly NS.INTERNIC.NET

;

. 3600000 IN NS A.ROOT-SERVERS.NET.

A.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 198.41.0.4

;

; formerly NS1.ISI.EDU

;

. 3600000 NS B.ROOT-SERVERS.NET.

B.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 128.9.0.107

;

; formerly C.PSI.NET

;

. 3600000 NS C.ROOT-SERVERS.NET.

C.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 192.33.4.12

;

; formerly TERP.UMD.EDU

;

. 3600000 NS D.ROOT-SERVERS.NET.

D.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 128.8.10.90

;

; formerly NS.NASA.GOV

;

. 3600000 NS E.ROOT-SERVERS.NET.

E.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 192.203.230.10

;

; formerly NS.ISC.ORG

;

. 3600000 NS F.ROOT-SERVERS.NET.

F.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 192.5.5.241

;

; formerly NS.NIC.DDN.MIL

;

. 3600000 NS G.ROOT-SERVERS.NET.

G.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 192.112.36.4

;

; formerly AOS.ARL.ARMY.MIL

;

. 3600000 NS H.ROOT-SERVERS.NET.

H.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 128.63.2.53

;

; formerly NIC.NORDU.NET

;

. 3600000 NS I.ROOT-SERVERS.NET.

I.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 192.36.148.17

;

; temporarily housed at NSI (InterNIC)

;

. 3600000 NS J.ROOT-SERVERS.NET.

J.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 198.41.0.10

;

; housed in LINX, operated by RIPE NCC

;

. 3600000 NS K.ROOT-SERVERS.NET.

K.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 193.0.14.129

;

; temporarily housed at ISI (IANA)

;

. 3600000 NS L.ROOT-SERVERS.NET.

L.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 198.32.64.12

;

; housed in Japan, operated by WIDE

;

. 3600000 NS M.ROOT-SERVERS.NET.

M.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 202.12.27.33

; End of File

Konfigurasi File Reverse Database

File ini berisikan database kebalikan dari database domain. Dalam database domain sebelumnya dinyatakan dari nama host ke alamat ip sedangkan pada reverse database sebaliknya yaitu dari nomor ip ke nama host. Untuk keperluan pemetaan ini diperlukan tipe resouce record yang berupa pointer (PTR) Format:

[oktet] IN PTR hostname

Keterangan :

oktet : oktet terakhir ip addres

hostname : nama host yang akan di resove.

Berikut contoh lengkapnya :

Nama file : “db.167.205.206” . File ini merupakan file yang dideklarasikan di file named.conf pada zona “206.205.167.in-addr.arpa”

@ IN SOA ns.salman.itb.ac.id. admin.ns.salman.itb.ac.id. (

2001090100 ; Serial

86400 ; Refresh every 24 hours

3600 ; Retry every 1 hours

2592000 ; Expire after 1 month

25200 ) ; Minimum ttl of 7 Hours

IN NS ns.salman.itb.ac.id.

97 IN PTR gtw.salman.itb.ac.id.

100 IN PTR ns.salman.itb.ac.id.

101 IN PTR unit.salman.itb.ac.id.

109 IN PTR attaqwa.salman.itb.ac.id.

110 IN PTR attaubah.salman.itb.ac.id

Konfigurasi file /var/named/db.127.0.0

Konfigurasi file ini sama untuk semua jenis server, baik itu primary, secondary, ataupun cache-only server.

@ IN SOA localhost. root.localhost. (

1997022700 ; Serial

28800 ; Refresh

14400 ; Retry

3600000 ; Expire

86400 ) ; Minimum

IN NS localhost.

1 IN PTR localhost.

Menjalankan Named

Setelah file named.conf, database domain dan reverse sudah selesai dibuat, maka named tinggal dijalankan. Untuk menjalankannya ada beberapa pilihan command. Cara pertama yang paling umum :

# named –b /etc/namedb/named.conf

Atau command kedua yang merupakan sebuah interface yang memudahkan user untuk menjalankan, memberhentikan, melihat status, mereload dari proses named. Command ini bernama ndc ( named daemon control ).

Untuk menjalankan named :

# ndc start

Untuk memberhentikan named :

# ndc stop
Cara ketiga yang bisa digunakan untuk menjalankan ataupun menstop named adalah engan mengeksekusi script program pad file /etc/rc.d/init.d/named

# /etc/rc.d/init.d/named start

Untuk menghentikannya :

# /etc/rc.d/init.d/named stop

Biasanya ada permintaan untuk menambahkan host baru pada domain yang telah ada. Maka file database domain perlu diedit sewaktu named masih berjalan. Setelah di edit selanjutnya named perlu di stop dan dimulai lagi atau dengan kata lain di reload. Untuk melakukannya :

# ndc reload

atau

# named.reload

Untuk detailnya silahkan baca manualnya.

Setelah named dijalankan, berarti DNS server kita sudah siap untuk menerima request dari client. Nah, bagi client yang akan melakukan request ke DNS server, sebelumnya perlu untuk mensetting ke DNS server mana dia akan melakukan request. Untuk itu tambahkan nama DNS server yang kita inginkan pada file /etc/resolve.conf

Contoh isi file /etc/resolve.conf:

domain salman.itb.ac.id

server 167.205.206.100

File diatas menunjukkan bahwa untuk domain salman.itb.ac.id, host kita menggunakan DNS server yang punya IP address 167.205.206.100

Testing

Selanjutnya, setelah named berjalan perlu juga di test untuk melihat apakah service sudah berjalan semestinya. Tool untuk testingnya ialah nslookup.

# nslookup

Default Server: ns.salman.itb.ac.id

Address: 0.0.0.0

>

Setelah prompt “ > “ keluar, maka server siap untuk ditanyai. Untuk memilih server yang akan ditanyai tinggal ketik :

> server ns.server.baru.co.id

Default Server: ns.server.baru.co.id

Address: 167.205.22.123

Untuk menanyakan ip address dari host, tinggal ketik nama host.

> attaqwa.salman.itb.ac.id

Server: ns.salman.itb.ac.id

Address: 167.205.206.100

Name: attaqwa.salman.itb.ac.id

Address: 167.205.206.109

Begitu pula untuk menanyakan nama host dari ip address

> 167.205.206.109

Server: ns.salman.itb.ac.id

Address: 167.205.206.100

Name: attaqwa.salman.itb.ac.id

Address: 167.205.206.109

Perintah tambahan:

· host –a domain_name

Untuk melihat host apa saja yang terdaftar dalam DNS server yang menangani suatu domain.

· host –l domain_name

Untuk melihat daftar server yang menangani domain tertentu.

Petunjuk pengerjaan

Kita tahu bahwa ada 3 fasilitas untuk “name resolving“. Ketiganya bisa digunakan semua oleh satu host. Nah, tentunya perlu cara untuk membuat urutan prioritas fasilitas mana yang akan kita pakai terlebih dahulu.

Konfigurasi DHCP

Konfigurasi DHCP Server :

-> Menginstall DHCP-server,dengan perintah:
# apt-get install dhcp3 server
-> Konfigurasi file konfigurasi /etc/dhcp3/dhcpd.conf, dengan perintah :
# pico /etc/dhcp3/dhcpd.conf

Edit Script di bawah ini :

subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.1.2 192.168.1.254;
option domain-name-servers 192.168.1.1;
option domain-name “komputer server”;
option routers 192.168.1.1;
option broadcast-address 192.168.1.255;
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
}

-> Menjalankan daemon dhcp server, dengan perintah :
# /etc/init.d/dhcp3-server restart
Starting DHCP server : dhcpd3 .

-> Uji Coba Koneksi , ping alamat server bila ada reply maka configurasi anda berhasil.

konfigurasi FTP di Ubuntu

Konfigurasi FTP Server (Linux Ubuntu)

Menginstall vsftpd,dengan perintah:
#apt-get vsftpd

Ø Mengedit script vsftpd.conf
#pico /etc/vsftpd.conf

# Allow anonymous FTP? (Beware – allowed by default if you comment this out )
anonymous_enable=YES
#
# Uncoment this to allow local users to log in.
local_enable=YES
#
# Uncoment this to enable any form of FTP write command.
write_enable=YES
# Default umask for local user is 077. you may wish to change this to 002,
# if your user expect that (022 is used by most other ftpd’s)
# local_umask=022
#
# Uncomment this to allow the anonymous FTP user to upload files. This only
# has an effect if the above global write enable is activated. Also, you will
# obviously need to create a directory writable by the FTP user.
anon_upload_enable=YES
#
# Uncomment this if you want the anonymous FTP user to be able to create
# new directories.
anon_mkdir_write_enable=Yes
#
# Activate directory messages-messages given to remote users when they
# go into a certain directory.
dirmessage_enable=YES
#
# Activate logging of uploads/downloads.
xferlog_enable=YES
#
# Make sure PORT transfer connections orginate from port 20 ( ftp-data).
connect_from_port_20=YES

PS : Tanda yang becetak tebal merupakan tanda yang telah dihilangkan tanda pagarnya

Ø Merestart daemon FTP
#/etc/init.d/vsftpd restart
Shutting down vsftpd :
Starting vsftpd for vsftpd :

Seting SAMBA di Ubuntu

Setting Samba Server pada Ubuntu

A. Proses instalasi dan pengadaan user
1.Install Samba Server pada Ubuntu
$ sudo apt-get install samba smbfs
2.Tambahkan samba user pada system anda
$ sudo useradd namauser
$ sudo smbpasswd -a namauser
3.Buat file konfigurasi yang akan digunakan untuk menampung samba user
$ sudo gedit /etc/samba/smbusers
sisipkan baris dibawah ini
system_username = “namauser”
simpan dan keluar dari editan
4.Bagaimanakah caranya mengedit ataupun menghapus samba user
untuk mengedit ketikkan
$ sudo smbpasswd -a system_username
sedangkan untuk menghapus
$ sudo smbpasswd -x system_username
B. Bagaimanakah menggunakan sharing dengan samba dengan berbagai opsi
1.Mensharing folder home dengan opsi read only
edit dahulu file smb.conf
$ sudo cp /etc/samba/smb.conf /etc/samba/smb.conf_backup
$ sudo gedit /etc/samba/smb.conf
cari baris
; security = user
ganti dengan
security = user
username map = /etc/samba/smbusers
simpan dan keluar
untuk mengetes apakah konfihurasinya telah berhasil
ketikkan perintah
sudo testparm
kemudian restart sambanya
sudo /etc/init.d/samba restart
2.Mensharing folder home dengan opsi read and write
edit file smb.conf
cari baris

# By default, the home directories are exported read-only. Change next
# parameter to ‘yes’ if you want to be able to write to them.
writable = no

ganti dengan

# By default, the home directories are exported read-only. Change next
# parameter to ‘yes’ if you want to be able to write to them.
writable = yes

restart samba-nya
3.Bagaimanakah mensharing folder public untuk disharing pada user public
buatlah folder public pada direktori home dengan autentifikasi (user permission)
$ sudo mkdir /home/public
buatlah permission folder public menjadi read n write
sudo chmod 777 /home/public
setelah itu edit file smb.conf
tambahkan baris dibawah ini
[public]
comment = Public Folder
path = /home/public
public = yes
writable = yes
create mask = 0777
directory mask = 0777
force user = nobody
group = nogroups
setelah itu restart lagi samba-nya
4.Bagaimanakah mensharing folder public untuk disharing pada user public
buatlah folder public pada direktori home tanpa autentifikasi (no user permission)
setelah itu edit file smb.conf
tambahkan baris dibawah ini
[public]
comment = Public Folder
path = /home/public
public = yes
writable = yes
create mask = 0777
directory mask = 0777
force user = nobody
group = nogroups
setelah itu restart lagi samba-nya
Setelah itu periksa hasil sharingnya di komputer yang menggunakan SO Windows.
Selamat mesin linux anda telah dapat diakses dari mesin windows

Konfigurasi SQUID Proxy di Ubuntu

Langkah-langkah konfigurasi Mail Server pada Linux Ubuntu Server :

1. Install postfix : # apt-get install apache2

2. Tambahkan perintah/script pada file default :

# nano /etc/apache2/sites-available/default

Alias /mail “/usr/share/squirrelmail/”

Options Indexes Multiviews FollowSymLinks

AllowOverride None

Order deny, allow

Deny from all

Allow from all

3. Nah, sekarang kita restart semua aplikasi :

# /etc/init.d/apache2 restart

Pengecekan :

1. Kirim mail ke user lain ( selain root, contoh user : etha ). Coba root mengirim mail ke user etha, dengan cara :

· # telnet localhost 25

· Ketik HELO

· Ketik MAIL FROM : ROOT

· Ketik RCPT TO : etha@localhost

· Ketik DATA

· Tulis mailnya, terserah mau ngirim en nulis apa

· Ketik (.) titik, untuk mengakhiri mail

· Kalo sudah selesai, ketik BYE atau QUIT untuk keluar

2. Nah, kalo sudah selesai kirim mail, sekarang login user etha

3. Untuk mengetahui / cek mail, cukup ketik : mail

4. Kalo mail yang kita kirim tadi ada, berarti mail server berhasil.

Konfigurasi Mail Server di Linux Ubuntu

Langkah-langkah konfigurasi Mail Server pada Linux Ubuntu Server :

1. Install postfix : # apt-get install apache2

2. Tambahkan perintah/script pada file default :

# nano /etc/apache2/sites-available/default

Alias /mail “/usr/share/squirrelmail/”

Options Indexes Multiviews FollowSymLinks

AllowOverride None

Order deny, allow

Deny from all

Allow from all

3. Nah, sekarang kita restart semua aplikasi :

# /etc/init.d/apache2 restart

Pengecekan :

1. Kirim mail ke user lain ( selain root, contoh user : etha ). Coba root mengirim mail ke user etha, dengan cara :

· # telnet localhost 25

· Ketik HELO

· Ketik MAIL FROM : ROOT

· Ketik RCPT TO : etha@localhost

· Ketik DATA

· Tulis mailnya, terserah mau ngirim en nulis apa

· Ketik (.) titik, untuk mengakhiri mail

· Kalo sudah selesai, ketik BYE atau QUIT untuk keluar

2. Nah, kalo sudah selesai kirim mail, sekarang login user etha

3. Untuk mengetahui / cek mail, cukup ketik : mail

4. Kalo mail yang kita kirim tadi ada, berarti mail server berhasil.

Kamis, 11 November 2010

MAIL SERVER

Mail Server

Selain file server dan database server, mail server merupakan salah satu fungsi server yang paling banyak digunakan di perusahaan. Hal ini mengingat fungsi email sendiri yang bisa mengurangi biaya surat-menyurat, lebih efisien dibandingkan komunikasi manual dan dapat menyertakan attachment yang berguna sebagai pelengkap dan dokumen tambahan terkait dengan isi email.

Ada banyak pilihan bagi perusahaan untuk menggunakan email tanpa perlu email server sendiri. Menggunakan jasa dari ISP, menggunakan email gratisan, menggunakan jasa dari Google Apps dan lain sebagainya. Jika hal tersebut bisa dilakukan, mengapa kita perlu memasang email server ?

mail-server

Berikut adalah beberapa keuntungan penggunaan email server yang dikelola sendiri oleh perusahaan, sebagian disarikan dari tulisan FAQ Mail Server : Keuntungan & Tips Implementasi Mail Server :

* Branding. Dari sisi merk dan identitas, penggunaan nama domain resmi akan jauh lebih berharga dan lebih memperkuat citra perusahaan. Silakan bandingkan sisi branding dari account email it_excellent@yahoo.com dengan it@excellent.co.id. Mana yang lebih kuat ? Tentu saja it@excellent.co.id jauh lebih kuat brandingnya dibandingkan alamat email yang pertama. Selain karena nama domain, branding juga didapatkan dari pilihan nama unik yang bisa dimiliki, sementara pada domain gratisan, nama unik biasanya sudah dimiliki pihak lain
* Mencegah penyalahgunaan. Banyak email penipuan yang mengatas namakan perusahaan tertentu. Misalnya, hrd_pt_unilever@gmail.com, bisa saja digunakan oleh penipu yang bertindak seolah-olah sebagai bagian HRD PT. Unilever. Mengapa hrd ? Karena banyak para penipu yang mencari korban melalui email dan pengumuman lowongan kerja.
* Kemudahan Penanganan & Backup. Email resmi yang dikelola oleh perusahaan jauh lebih mudah penanganannya. Kalau ada email tidak sampai, atau ada email yang bermasalah, kita dapat dengan mudah menelusurinya. Kita juga dapat dengan mudah menambah account dan menambah feature (anti spam, anti virus, task management dll) tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.
* Meningkatkan mobilitas. Email yang dikelola sendiri dapat dibuat menggunakan IP Publik sehingga dapat diakses dari luar kantor. Tingkat keamanan juga dapat diatur dan disesuaikan dengan kondisi perusahaan
* Lebih cepat. Jika sebagian besar proses transfer dan pengiriman email dilakukan oleh sesama pengguna dilingkungan perusahaan, mengapa harus mengirimkannya ke internet terlebih dahulu ? Tentu jauh lebih cepat mengirimkannya secara langsung tanpa harus di routing ke internet

Pengelolaan email server juga semestinya bukan sesuatu yang menambah pekerjaan secara drastis bagi pihak IT perusahaan. Secara normal, email server akan berjalan tanpa ada gangguan dan tanpa meminta perhatian khusus. Biaya pengadaan yang timbul juga relatif kecil dan tidak sebanding dengan keuntungan yang dapat dicapai.

Alih-alih menghabiskan biaya untuk sewa inbox email dengan biaya per account, jauh lebih mudah dan lebih murah menggunakan emailserver sendiri dengan jumlah account tak terbatas (baca : dibatasi oleh kapasitas dan spesifikasi komputer saja). Sebagai gambaran, perusahaan dengan jumlah account email sampai dengan 100 account hanya akan menghabiskan biaya setup dan maintenance dalam kisaran Rp. 10 juta. Biaya ini juga bersifat fleksibel, karena jika dilakukan oleh staff IT perusahaan dapat lebih murah dan fleksibel.

Bagian kedua tulisan ini akan membahas mengenai Pemilihan Email Server, mengapa Zimbra bisa menjadi salah satu pilihan yang menarik.